PARTAI NASDEM MENENTANG POLITIK TRANSAKSIONAL
PARTAI
NASDEM MENENTANG POLITIK TRANSAKSIONAL
Review Terbari - Mengutif apa yang pernah
dikatakan Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh yang dengan tegas mengatakan
bahwa Partai NasDem sudah bosan dan menentang praktik-praktik transaksional
yang selama ini terjadi di negeri ini. “Saat ini, mau ikut Pilkada kita
sudah dihadapkan pada satu pertanyaan berapa uang yang dimiliki untuk
mempengaruhi suara rakyat. Begitu juga mau ikut pemilihan anggota
legislatif kita dihadapkan pada satu realita, berapa besar uang yang
dimiliki untuk memenangkan pertarungan. Banyak orang mengatakan bahwa,
masyarakat itu tergantung pada pimpinannya. Jika pimpinannya hebat, maka
masyarakat akan dinamis dan berkembang dengan hebatnya. Sebaliknya, jika
masyarakat itu dipimpin oleh orang yang biasa-biasa saja, maka masyarakatnya
juga tidak akan bisa maju dan berkembang. Maju dan berkembangnya sebuah Wilayah
ditentukan oleh SDM dan SDA yang ada pada wilayah itu sendiri. Untuk
mengenalkan diri, calon pemimpin mereklamekan diri, lewat berbagai cara, baik
melalui media elektronik maupun media lainnya.(31/03)
Kita lihat di berbagai
sudut kota, bahkan juga di desa, setiap menjelang pemilihan pimpinan daerah,
terpampang foto-foto berukuran besar, sebagai cara mempromosikan diri.
Menawarkan diri sebagai calon pemimpin tak ubahnya mempromosikan barang-barang
kebutuhan sehari-hari agar laku dijual. Upaya untuk menjual diri, menawarkan
diri dengan melakukan upaya-upaya pendekatan kepada masyarakat dengan cara
memberi sebuah iming-iming atau imbalan, itulah yang dinamakan politik
transaksional. Kepercayaan masyarakat saat ini hanya bisa dibeli dengan
segelintir uang kertas. Ironisnya jual beli itu dimaknai dengan kedermawanan
seorang Calon Pemimpin. (31/03)
Pemilihan pimpinan di zaman demokratis seperti
itu menjadikan orang yang tidak punya uang, sekalipun lebih mampu, tidak akan
terpilih sebagai pemimpin. Begitu sebaliknya, seorang yang tidak memiliki
kapabilitas apa-apa bisa terpilih, karena sejumlah uang yang dimilikinya.
Sebagai akibat cara pemilihan pemimpin seperti itu, maka masyarakat yang
dipimpinnya tidak maju. Bahkan pemimpin yang terpilih pun, karena harus mencari
uang untuk mengembalikan biaya pemilihan, terpaksa korupsi. Dengan kenyataan
seperti itu, masyarakat yang dipimpinnya tidak maju, sedangkan pemimpinnya
masuk penjara. Maka, sempurnalah kebobrokan masyarakat yang bersangkutan. (31/03)
Hal inilah yang saat ini
menjadi rutinitas politik, apalgi disaat akan pemilihan calon pemimpin baik
untuk Pilkada ataupun untuk Pemilihan Calon Legislatif. Masyarakat dinina
bobokan oleh uang dengan jaminan 5 tahun kedepan makanya suatu kewajaran
seandainya banyak mereka dari para anggota legislatif, cuek terhadap apa yang
diharapkan masyarakatnya, apalagi saat masyarakat menyampaikan aspirasi atau
meminta bantuan, hal ini dikarenakan saat pemilu masyaraakat suaranya telah
dibeli, untuk itu partai NASDEM tegas menolak Politik Transaksional ini.(31/03)
Post a Comment for "PARTAI NASDEM MENENTANG POLITIK TRANSAKSIONAL"